Jumat, 14 Oktober 2011

Nothing Even Matters by Linda Rusher Maslow Winchester (INDONESIAN)

A/N: adegan akhirx so sweet bgt.. pengeeeen -,-.



******************************
“Aku benci kamu James.. AKU BENCI KAMU!!!” Aku menekankan kalimat terakhir, menumpahkan semua emosi disana. “Kamu sudah janji hari ini bakalan jadi hari kita. Aku sudah ngebatalin semua acaraku hari ini, hanya karena kamu bilang kamu cuma bisa keluar hari ini dan mau menghabiskan waktumu yang super duper langka itu bareng aku. Tapi ujung-ujungnya kamu batalin lagi. Dan karena apa sekarang?! Kamu lupa kalau hari ini ulang tahun Logan dan kalian akan pergi merayakannya?? James you’re…. you’re unbelievable!!!!” suaraku pecah di akhir kalimat.

“Babe, dengar.. aku minta maaf, I really am sorry. Aku gak seharusnya lupa dan memberimu harapan. Tapi aku juga gak bise ngelewatin ultahnya Logan gitu aja. Anak-anak bakalan ngebunuh aku!”

“Oh.. itu akan jadi hiburan yang menarik buatku kalau mereka bener-bener ngebunuh kamu!” aku menghela napas kesal, “Dengar James, aku gak ngelarang kamu buat ngehabisin waktu bareng sahabat-sahabat kamu. Aku orang yang ngehargain persahabatan, dan aku bakalan marah banget kalau kamu sampai ngelewatin ultah sahabat kamu sendiri. Tapi gak dalam keadaan kayak gini. Kamu udah terlalu sering ngebatalin janji kita, dan aku udah sampai di batas toleransiku. Jadi silahkan kamu nikmatin pesta konyolmu itu. AKU GAK PEDULI LAGI!!!”

Aku menutup telepon dan melemparnya ke sofa. Benar-benar keterlaluan dia kali ini. Padahal aku sudah repot-repot ke salon biar tampil lebih cantik di depan dia, sudah repot-repot beli baju baru biar dia terkesan dan enggak ngelirik cewek-cewek lain—termasuk si Miranda itu. Tapi apa??!! Seenaknya aja dia ngebatalin dan bilang maaf. Maaf gak akan pernah cukup.

“rrrraaaaaagggggghhhh” aku berteriak marah, menendang-nendang boneka pemberian James, melemparkannya ke lantai dan menendangnya lagi, berharap James merasakan penderitaan si boneka yang gepeng kena tendanganku. Aku benar-benar kesal. Kesal pada diriku sendiri yang terlalu berharap, padahal aku tahu James tidak akan pernah punya waktu luang sampai kiamat, kesal pada James yang bego karena lupa ulang tahun sahabatnya sendiri, bahkan kesal pada Logan, penyebab gagalnya kencan kami—kenapa dia harus ulang tahun tanggal ini sih?!

Aku tahu, tidak adil memang kalau marah sama Logan. Dia pria yang baik, kami pernah bertemu beberapa kali, saat BTR belum terlalu terkenal seperti sekarang. Tapi sejak nama mereka mulai menanjak di dunia hiburan, kesempatan untuk hang out bareng mereka kedengaran sama indahnya dengan dongeng peri-peri, yang artinya itu tidak mungkin terjadi!

“Fuck you James!!!” aku terduduk di lantai yang dingin kelelahan. Boneka beruang—yang aku beri nama James Jr. tergeletak mengenaskan disampingku. Cukup sudah, aku gak mau membuat hari yang sudah buruk ini makin buruk. Aku mengambil handphoneku dan memelepon satu-satunya nomer yang terlintas di otakku.

“Hallo.. Cat, klian masih di HoneyMeenie??”

***
Aku duduk di bangu kosong di HoneyMeenie, salah satu kedai es krim terlezat di kotaku. Di kelilingi oleh sahabat-sahabat baikku yang untungnya masih mau menerimaku walaupun pesta mereka sudah usai—yeah,, aku memilih tidak ikut pesta es krim untuk kencan yang gak jadi. Makasi banget buat James.. Di depanku terhidang segelas besar es krim vanilla-strawberry menggiurkan yang langsung aku lahap. Salah satu semboyan di kelompok kami ‘Es krim membuat hidupmu lebih baik’ benar-benar cocok dengan kondisiku saat ini.

“Jadi, dia ngebatalin kencan kalian lagi??” tanya Catty, salah satu sahabatku yang berambut coklat ikal dan memiliki mata indah seperti kucing—namanya cocok banget buat dia.

Aku Cuma mengangguk mengiyakan, terlalu sibuk sama es krimku.

“Wah.. wah.. kayaknya mulai sekarang kamu harus memasang tanda bahaya.” lanjutnya, sambil bersandar di punggung kursi.

“Maksudnya.?? Tanyaku bego.

Catty memutar bola matanya “Hellloooo.. kamu liat gak sih tingkah lakunya. Dia udah berapa kali batalin kencan kalian? Dan lagi, dia digosipin lagi deket sama artis Nick itu .. bisa ajakan gosip gak hanya sekedar gosip.”

Aku terdiam, kata-kata Catty ada benarnya. Aku belum melupakan masalah si Miranda, aku hanya menahan diri untuk tidak bertanya-tanya pada James, takut dia marah dan mengaggapku terlalu overprotectif.

“itu semua kan belum tentu.” Jenny, sahabatku yang satu lagi menyahut “kamu tahukan dia itu artis, dan artis punya kesibukan diatas rata-rata. Aku rasa wajar saja kalu dia memang belum bisa menemuimu. Kamu sendiri bilang, akhir-akhir ini mereka sibuk tour.” Duh… si blonde satu ini memang selalu ber-positive thinking.

“Tapi bukan karena dia artis lantas dia bisa mendapat perlakuan khusus. Dimana-mana cowok itu sama aja. Sekali kamu memberikan kebebasan, mereka akan memperlakukan mu seenaknya. Ibaratnya, dikasi hati mau jantung.”

Sekali lagi aku membenarkan kata-kata Catty.

“Nah.. itulah konsekuensinya menjalin hubungan dengan seorang public figure.” Jenny menggoyangkan jari telunjuknya. “ Mereka terkenal, itu artinya mereka bukan seutuhnya milik kita, kita harus berbagi dengan fans-fansnya. Kamu kan tahu sendiri, seberapa ‘menakutkannya’ fans-fans si James, seberapa nekatnya mereka, dan bahkan mereka bersedia membunuh kalau ada cewek yang berani mendekati idola mereka.”

Aku bergidik, kata-kata Jenny tepat banget. Aku pernah iseng mencari fans blog dan beberapa fans page James. Dan komen-komen yang aku baca, cukup membuatku merasa ciut. Bener deh.. gadis-gadis itu sudah gila, mereka berbicara seolah-olah James itu ditakdirkan untuk menjadi milik mereka, dan hanya untuk mereka. Aku sedikit bersyukur James tidak pernah mengumbar-umbar hubungan kami, kalau iya.. mungkin saat ini aku sudah berada di peti mati dan terkubur di dalam tanah.

“tetap saja Jenny… itu tidak berarti James kebal terhadap ‘penyakit-penyakit’ cowok. Aku sih cuma memberikanmu saran dear. Keep it tight what you have now, because you will not realize how much you need it til it’s gone” kata catty santai sebari menyeruput jusnya.

Oh God… mereka malah membuatku tambah pusing!!!

***

James’ POV.

“Jadi silahkan kamu nikmatin pesta konyolmu itu. AKU GAK PEDULI LAGI!!!”

Dan dengan begitu dia menutup teleponnya..

“hello.. babe,, babee…”

Tuuuuttt tuuuutt tuuuuttt..

“Sialan..” aku mengumpat keras. Dia marah, sudah pasti. Lagian, siapa sih yang gak marah kalau kau membatalkan kencan satu jam sebelum waktu janjian. Aku juga marah. Marah kepada diriku sendiri yang dengan bodohnya membuat janji sehingga dia jadi berharap. Dia sudah terlalu sering aku korbankan, dan aku rasa saat ini dia benar-benar marah padaku.

“Fuck it James” aku menyisir rambutku dengan jari, frustasi.

Bukan dia saja yang kangen, aku juga kangen setengah mati. Iming-iming menghabiskan waktu berdua dengan dia lah yang membuatku bertahan sampai saat ini. Tapi, lagi-lagi aku mengecewakannya. Dia sudah terlampau setia menungguku yang hampir tidak pernah punya waktu untuk sekedar menanyakan kabarnya, aku sudah menunggu-nunggu hari ini, tapi lihat apa yang aku lakukan, aku menghancurkan semua.

Ah.. andai dia tahu, batapa aku ingin melihat senyum manisnya itu, betapa aku haus untuk merasakan bibirnya yang lembut, betapa aku rindu mendekapnya di pelukanku. Dia tidak tahu, tak ada yang tahu, bahwa setipa malam, saat aku tidak bisa tidur karena kelelahan, namanya lah yang selalu menari-nari dipikiranku, bagaimana aku harus menahan godaan untuk meneleponnya, karena di jam-jam segitu dia pasti sudah tidur dan aku tidak ingin mengganggunya.

“James, dude… kau masih lama?? Kendall sudah ngomel-ngomel tuh di mobil” Carlos masuk diikuti Logan. “kau kenapa???” katanya lagi begitu melihat mukaku yang kusut.

Logan melihat handphone yang ku pegang “Berantem sama cewekmu ya??”

Aku mengangguk lemah.

“James, kau tidak harus ikut kalau memang punya acara lain. Aku tidak ingin mengganggu hubungan percintaanmu.” Kata Logan besimpati .

“iya.. lagian kami bertiga saja sudah cukup bikin heboh kok. Belum lagi ditambah teman-teman artis kita yang sensasional” Carlos menambahkan.

“Guys…” aku memotong perkataan mereka “Pacar memang penting, tapi bagiku sahabatlah yang lebih penting. Remember, one is good, but four is better” aku tersenyum kearah mereka.

“Hahaha…” Carlos nyengir dan mengacak-acak rambutku, walaupun dia harus berjinjit untuk melakukannya, diakan lebih pendek dariku. “Begitu doong.. janji deh kita bakalan bantuin kamu minta maaf.”

“Yup.. ini sebagian bisa dibilang salahku juga.” Logan mengangkat bahu.

“How??? I think she’s really really mad this time.”

Carlos berpikir sebentar “hey.. akhir pekan ini kita kosong kan?? Bagaimana kalau kau menemuinya dan minta maaf”

“yes.. dan bukan sekedar minta maaf, kami akan membantumu membuatnya jadi romantis” Logan tersenyum tulus.

Dan saat itu aku benar-benar bersyukur memiliki mereka sebagia orang-orang terdekatku.
“Thaks guys… you’re rock..”

“yeah.. aku tahu, tidak perlu kau bilang lagi.” Carlos menepuk-nepuk dadanya.

Aku tertawa dan mendaratkan jitakan ke kepalanya

“auh… kau tahu menjitak orang yang lebih pendek darimu itu, perbuatan yang melanggar hukum.”

“oh.. jadi kau mengakui kalau kau memang lebih pendek dariku?”

Tiba-tiba handphone Logan berdering
“Uh.. Kendall..” katanya sebelum menjawab telepon. “yoo ken..”

“KALIAN IDIOT TAK PUNYA OTAK!! NGAPAIN SIH KALIAN DI DALAM?? JAMES PINGSAN YA?? KALAU IYA SERET SAJA DIA KEMARI KITA SUDAH TELAT TAU!!!!!!!!”
Teriakan Kendall membahana dari telepon yang di loudspeaker. Untung saja handphone Logan tidak meledak.

“Santai dude.. we’re on our way.” Kata Logan menjauhan telepon kemudian mematikannya. “Ayo.. sebelum Kendall kena stroke dan berubah jadi kakek-kakek”

***

Sudah tiga hari sejak peristiwa itu. Dan James sama sekali belum menghubungiku. Aku juga tidak mau menghubungi dia duluan. Dia yang salah dan dialah yang harus minta maaf. Walupun saat ini aku rindu sekali ingin mendengar suaranya, tapi gengsiku yang memang tinggi, menahanku untuk sekedar mengiriminya sms.

Anykind of guy you want girl that’s the guy I’ll be
Turn myself outside down..
Yes I will yes I will..
Anykind of guy you want girl you know I’ll agree
Turn your whole world around
Yes I will yes I will..’

Lagu itu mengalun dari radio di kamarku. Aku merebahkan diri di kasur dan menutup wajahku dengan bantal, meraung-raung tak jelas.

“JAMES IDIOOOOOOOOT,, BREEEEEEENGSEEEEEKK!!”

Drrrrrt drrrttt..

Getaran handphone di saku mengagetkanku. Buru-buru aku mengambilnya, berharap itu sms dari James. Dan hey.. itu memang dari James, aku langsung duduk tegak dan membaca smsnya.

‘aq tggu km d air mncur tman skrg!’

Apa maksudnya?? Aku melirik jam di samping tempat tidurku. Ini sudah jam 9, ngapain dia nyuruh aku ke taman malam-malam??

Ah bodo.. siapa tahu dia punya kejutan. Aku bergegas ke taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Berpamit ala kadarnya ke mom—yang membuatku heran dia mengizinkanku keluar malam-malam begini, biasanya kan dia cerewet banget. Dan tiba di taman kurang dari sepuluh menit.

“James?? Kamu disini?” teriakku begitu tiba di air mancur, tempat James katanya menungguku. Dulu disini aku dan James sering menghabiskan waktu sore kami berdua, dulu sekali, saat James masih menjadi milikku seorang.

“James.. kamu dimana.??” Aku menoleh kesana kemari.. Oke ini gak lucu, taman ini sepi dan nyeremin, gak keren bangetkan kalau yang muncul bukan James tapi dedemit.

“JAMES!!” aku mulai habis sabar, kalau ini joke, aku gak bakalan pernah maafin dia seumur hidup.

Saat aku berbalik bersiap pergi, tiba-tiba air mancur itu menyala. Aku berbalik dan terpukau. Air mancurnya indah banget, tingkatan pertama menyemburkan air berwana biru—itu cuma efek lampu, bodoh. Kemudian tingkatan kedua menyala, kali ini berwarna merah. Aku tidak pernah tahu kalau air mancurnya seindah ini, padahal aku tiap hari melewatinya. Tingkatan terkahir meyala dan berwarna hijau, belum selesai aku terpukau tiba-tiba suara kembang api memecahkan keheningan malam.

Dzzziiiiiiiiing..
Dooooooooor..

Aku mendongak. Hey.. kembang apinya membentuk kata-kata

“I’m Sorry”

Lalu kembang api kedua

“I Love You”

Aku terperangah, siapa yang membuat ini semua??

“Kau suka??”

Suara James mengagetkanku. Aku berbalik, dia berdiri disana memegang sebucket besar mawar merah.

“Ini ulahmu??” tanyaku, tak bisa menyembunyikan senyum kebahagiaan.

“dibantu Logan, Carlos dan Kendall sebenarnya.” Dia menggaruk telingnya salah tingkah.

“Oh…” aku langsung menubruknya dengan pelukanku, menghirup aroma tubuhnya yang memabukkan. “kau tidak perlu membuat kehebohan seperti ini tahu, kau kan bisa minta maaf baik-baik” aku pura-pura merenggut.

“Well.. aku kira kau tidak mau menerima hanya kata maaf.”

“Memang tidak.” Aku nyengir dan melepaskan pelukanku.

Dia mencubit hidungku gemas. “Jadi sekarang aku rasa aku sudah dimaafkan.”

Aku menggeleng “Nuh-uh.. tidak kalau mawar ini bukan untukku” aku menjulurkan lidah dan mengambil mawar yang dipegangnya,

Dia tertawa “tentu saja mawar ini untukmu, baby..”

“Kalau begitu kau dimaafkan.” Aku berjinjit dan mencondongkan tubuhku kearahnya. James menyambut dengan menunduk, memeluk pinggangku dan menempelkan bibirnya yang lembut ke bibirku. Aku meraup bibirnya yang manis dan basah itu, merasakan tiap incinya di bibirku. Cukup lama kami terlibat perang bibir, sampai akhirnya aku merasa membutuhkan udara dan menarik diriku menjauh. Nafas kami terengah. Dia menempelkan dahinya di dahiku, masih memelukku erat.

“Maafkan aku yang selalu mengorbankanmu, maafkan aku karena aku tidak bisa menjadi pacar yang baik.”

“Aku juga minta maaf sudah terlalu menuntut. Hanya saja aku juga butuh diperhatikan” kataku manja.

“Aku berjanji, mulai sekarang aku akan memberimu perhatian ekstra, sampai kau bosan dan memohonku untuk kembali menjadi James yang super sibuk.” Dia terkekeh

Aku tertawa “well.. kita lihat saja nanti” dan kembali menciumnya. “kita lihat apa kau bisa membuatku bosan.” Mengerling nakal aku memeluknya erat.

Dia membalas pelukanku lebih erat. Rasanya malam itu damai sekali. Aku sudah mendapatkan kembali Jamesku. Thanks God, kau sudah mengembalikan James ku yang manis.

“kembang apinya keren omong-omong. Beli dimana?” tanyaku, masih memeluknya.

“Entahlah, itu urusannya Carlos.” Berbisik dia menambahkan “This wall we built together. There ain’t no way knocking it over. We’ll be here forever. Getting closer and closer, baby. ‘cause the world stop when I put my arms around you. And nothing even matters.”

AKU CINTA KAMU, JAMES!!! XD

***


Cause the world stops
When I put my arms around you, around you, oh, woah
And nothing even matters
And nothing even matters

It's like one for the haters and two for all of those
Who try to shut us down, they don't really know
There ain't nothing they can do that can tear us apart, no

I don't care about the money, don't care about the clothes
When we're together, baby, anything goes
'Cause we don't even need to prove what we feel in our hearts, no

This wall we built together
There ain't no way of knocking it over
We'll be here forever
Getting closer and closer, baby

'Cause the world stops
When I put my arms around you, around you,
And nothing even matters
And nothing even matters

They can all talk
Say what they want about us, about us,
And nothing even matters,
And nothing even matters

It's like the sound goes off and the people all freeze
They disappear and it's just you and me
Anything you want to do, anything that you please,

Forget about our problems, forget about our past
I've seen the future and I know we're gonna last
Every second I'm with you just goes so fast,

This wall we built together
There ain't no way of knocking it over
We'll be here forever
That I told you, that I told you, baby

'Cause the world stops
When I put my arms around you, around you
And nothing even matters, eh
And nothing even matters

They can all talk
Say what they want about us, about us, oh,
And nothing even matters
And nothing even matters

Nothing even matters
And nothing even matters,
We don't even need to fight
Everything will be alright, oh, yeah
Nothing even matters but you and I

'Cause the world stops
When I put my arms around you, around you
And nothing even matters, nothing even matters
And nothing even matters

They can all talk
Say what they want about us, about us
And nothing even matters
And nothing even matters

'Cause the world stops
When I put my arms around you, around you
And nothing even matters, nothing even matters
And nothing even matters, baby

They can all talk
Say what they want about us, about us
And nothing even matters
And nothing even matters




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

New VIDEO! Music Sounds Better With U